Rabu, 08 Juni 2011

Tentang Korupsi

Pulang kuliah, melirik televisi sambil bersiap makan siang, melihat apa yang disiarkan dalam berita. Kasus korupsi oleh seorang hakim terpampang, dilanjutkan dengan berita tentang koruptor lain. Heran, kenapa banyak sekali kasus korupsi di Indonesia? Mulai dari pejabat tinggi di sekitar pemerintah pusat, pejabat daerah, bahkan terdengar pula dugaan korupsi di tempat dimana dulu saya pernah menimba ilmu. Begitu banyak orang yang korupsi seakan masyarakat Indonesia memang diarahkan untuk menjadi koruptor. Tak heran bila begitu banyak koruptor di Indonesia karena memang hampir semua masyarakat Indonesia di semua lapisan masyarakat telah melakukan hal kotor tersebut sejak belia. Mencontek, terutama saat waktu ujian tiba seperti sudah menjadi kebiasaan yang wajar di kalangan pelajar. Bahkan tak jarang oknum guru juga terlbat dalam pelaksanaan hal kotor tersebut.

Pendidikan hanya sebagai formalitas, kecerdasan hanya dinilai dari angka pada raport, sedangkan angka tersebut didapat dari kecurangan ditambah dengan bantuan katrol (beberapa dengan bantuan uang). Seakan masyarakat Indonesia memang terlahir dengan bakat korupsi dan curang. Menghalangi diri mereka sendiri untuk maju. Tak heran bila mereka menjadi begitu karena mereka telah terhipnotis untuk mendapatkan segalanya secara instant, yang membuat mereka menjadi berpikir untuk menghalalkan segala cara demi mendapat apa yang mereka inginkan. Melupakan kepuasan yang dapat mereka raih dari usaha.

Kembali kepada para koruptor, kini saya mengerti mengapa banyak koruptor di Indonesia, kenapa mereka seakan tak pernah berhenti korupsi. Karena mereka telah terhipnotis oleh tayangan-tayangan di televisi yang mengubah pola pikir mereka. Berharap mendapatkan apa yang mereka inginkan secara mudah dan cepat hingga menhalalkan segala cara, termasuk cara kotor. Namun tak pernah puas dan selalu berharap lebih, semua karena mereka telah melupakan bahwa kepuasan berasal dari usaha yang kita lakukan untuk mendapatkan sesuatu, bukan dari mendapatkan sesuatu sebanyak-banyaknya. Tapi apalah gunanya saya mengerti hal itu bila tak mampu membuat orang lain mengerti. Entah apakah tulisan ini dapat membuat kalian mengerti, dan entah kapan semua orang akan mengerti dan peduli akan hal ini....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar