Jumat, 27 Mei 2011

Iblis Putih dan Malaikat Hitam

Panasnya terik matahari menambah panas suasana hati Luna saat itu. bagaimana tidak, ibu tirinya tak pernah mengerti kemauannya, tidak sayang padanya, bagaikan iblis yang tak pernah menginginkan dirinya bahagia, setidaknya itulah yang terlintas di benak Luna saat ini. semenjak ayahnya menikah lagi 6 bulan yang lalu karena ibunya telah meninggal, hidup Luna tak lagi bebas. Luna terkekang oleh ibu tirinya yang selalu melarangnya melakukan ini-itu. padahal bagi Luna, dia hanya ingin main dengan teman-temannya, bergaul, bersenang-senang. tapi ibu tirinya selalu mengganggu kesenangannya. melarang pulang malam lah, pulang sekolah harus pulang, melarang pake baju ini lah, melarang ini lah, melarang itu lah, sampai bosan Luna mendengarnya.

Berbeda dengan ayah Luna yang tak pernah melarang Luna bersenang-senang, membebaskannya merasakan dunia remaja yang penuh kesenangan. tiap dilarang melakukan suatu hal oleh ibu tirinya, Luna pasti langsung menelepon ayahnya yang dijawab dengan "Ya boleh, lakukan aja apapun yang kamu suka, papa lagi sibuk". entah itu perhatian seorang ayah untuk kesenangan anaknya, atau karena ayahnya sibuk, tapi Luna tak peduli karena baginya, ayahnya adalah seorang malaikat yang baik hati. tak pernah melarang ini-itu seperti ibu tirinya.

Hari ini, kembali Luna dilarang oleh ibu tirinya untuk pergi. padahal Luna hanya ingin menonton konser band yang diadakan malam ini bersama teman-temannya, bukan melakukan sebuah tindak kriminal. tapi Luna tetap tak peduli dengan larangan ibu tirinya, toh ayahnya juga mengijinkan Luna pergi. Malam itu Luna tetap pergi bersama teman-temannya walau ibu tirinya tetap melarangnya. Luna pikir, ibu tirinya terlalu jahat, selalu melarangnya mencari kesenangan. namun sayang, kesenangan yang Luna cari, tak didapatkannya malam ini. terjadi keributan penonton di tempat konser, suatu senggolan kecil membuat seorang penonton marah hingga terjadi keributan. keributan yang terjadi tak hanya melukai penonton yang bersangkutan, namun juga Luna. kepalanya terluka terkena botol minuman, Luna pingsan.

Luna telah berada di rumah sakit ketika dia membuka matanya. dia terbaring dan dilihatnya ibu tirinya tengah duduk di samping tempat tidurnya, mengkhawatirkannya. tak ada sosok ayahnya disana, ayahnya tengah sibuk dengan urusan kantornya, setidaknya itulah yang dikatakan oleh ibu tirinya. Luna tersadar, bukan hanya tersadar dari pingsan namun juga dari kesalahannya yang menganggap ibu tirinya sebagai iblis dan ayahnya sebagai malaikat. ternyata sosok yang dia lihat sebagai iblis memiliki hati yang putih, yang perhatian padanya, mengkhawatirkan dirinya. dan sosok yang dia anggap malaikat ternata tak datang menjenguknya, tak memperhatikannya, membiarkan Luna bersenang-senang di atas bahaya.

Mohon maaf bila cerita di atas tidak menarik, saya memang tidak handal dalam menulis cerita. namun semoga pesan yang ingin saya sampaikan dapat dimengerti. Thanx......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar